Global Resilience Memberi Jalan Menuju Ketidakpastian

Pertumbuhan global kemungkinan besar akan tetap stabil di tahun 2025. GDP Amerika Serikat (2025) diperkirakan tumbuh (0,6%) lebih tinggi dari rata-rata negara maju lain (04,4%).

Tetapi, pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) dan persaingannya dengan China akan mengantarkan pada era baru yang lebih merchantilists (mengerem impor dan menggenjot ekspor dengan menaikkan tarif dan subsidi) bagi ekonomi global. Adanya gangguan pada perdagangan, volatilitas harga, dan kebijakan baru dinilai akan menentukan siapa pemenang dan losers pada tahun 2025.

Akankah penguatan ekonomi AS dinilai dapat merugikan seluruh dunia? Kekuatan AS pada tahun 2025 kemungkinan akan diredam oleh biaya perdagangan, pengetatan efisiensi kekuangan, dan risiko geopolitik yang meningkat. Hal ini akan semakin mendorong perusahaan non-AS untuk mengambil sikap lebih hati-hati terhadap rencana investasi mereka di AS.

Harga yang lebih tinggi dan fluktuatif akan menjadi norma di tahun 2025. Nilai tukar, harga energi, harga impor, dan biaya pembiayaan kemungkinan akan berfluktuasi. Dampak langsung pada harga konsumen akan kecil, tetapi diperkirakan akan meningkat terus-menerus.

Kombinasi kebijakan baru dan tidak pasti akibat kebijakan fiskal dan perdagangan menjadi pusat perhatian. Meskipun kebijakan moneter sering menjadi fokus perhatian pasar, selama satu atau dua tahun terakhir kebijakan fiskal telah menjadi pendorong utama kejutan pertumbuhan. Pemangkasan suku bunga tidak akan memberikan banyak dorongan pada pertumbuhan tahun 2025.

Dengan demikian, kebijakan fiskal dan perdagangan pemerintah AS dengan reaksi yang ditimbulkannya dari China dan Uni Eropa kemungkinan akan mendorong keberuntungan sektoral dan ketidakpastian. []

Artikel ini dirangkum berdasarkan Global Key Themes 2025 by Oxford Economics.

Sumber gambar di sini.

Post navigation

Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *