How Efficiency Can Unlock Innovation & Creativity to Become the Value Stick

Presiden RI Prabowo Subianto tengah berupaya melakukan efisiensi di tataran pemerintahan di mana penghematan anggaran akan dialihkan untuk program-program yang lebih bermanfaat langsung bagi masyarakat.

Efisiensi sendiri sedang menjadi tren di dunia, tak hanya pemerintahan tetapi juga korporasi dan teknologi. Belum lama ini, DeepSeek, sebuah startup pengembang artificial intelligence (AI) asal China yang banyak diperbincangkan, telah mengguncang para pemain besar AI di Amerika Serikat dengan efisiensi yang menghasilkan inovasi dan kreativitas. Untuk memberikan layanan AI canggih untuk bidang kebutuhan industri, matematika tingkat lanjut, pengolahan analisis data, coding, dan lainnya, DeepSeek hanya menghabiskan investasi US$ 6 juta. Ini jauh lebih efisien dibandingkan Gemini (US$ 32,3 miliar) dan ChatGPT (US$ 63 juta).

Akibatnya, para pemain besar pun terpacu berlomba-lomba untuk menjadi lebih efisien dan inovatif. Dari DeepSeek, kita belajar bahwa efisiensi dapat memacu inovasi dan kreativitas untuk menciptakan nilai terbaik sebagai the value stick, yaitu dengan seminimal mungkin sumberdaya digunakan untuk menghasilkan dampak sebesar-besarnya. Bahkan, dalam merespons ancaman DeepSeek pada industri AI, Elon Musk merilis Grok 3.

Efisiensi dapat memacu inovasi dan kreativitas untuk menciptakan nilai terbaik sebagai the value stick, yaitu dengan seminimal mungkin sumberdaya digunakan untuk menghasilkan dampak sebesar-besarnya.

Hal ini dikarenakan efisiensi dirancang untuk menghasilkan operational excellence dengan menekan resources input, termasuk biaya dan juga waktu. Dalam upaya efisiensi pemerintah Indonesia, inilah yang akan dilakukan. Yang penting adalah output.

Efisiensi didefinisikan oleh Deloitte (2013) sebagai doing more for less. Ini meliputi memaksimalkan output layanan yang diberikan, dengan meminimalisasi input jumlah resources atau uang yang diperlukan untuk menghasilkan kualitas pelayanan. Artinya, perusahaan bisa dikatakan efisien jika mampu merealisasikan program dan menghasilkan layanan terbaik dengan meminimalisasi ongkos.

Ketika Inpres No. 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanjadalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara dikeluarkan, menurut penulis, efisiensi adalah kesempatan untuk menunjukkan inovasi dan kreativitas di seluruh instansi/korporasi, dengan meminimalisasi anggaran untuk menghasilkan output layanan publik yang berdampak besar.

Menurut Kantor Komunikasi Presiden, kriteria yang tidak terkena efisiensi sudah jelas, yakni belanja pegawai, layanan dasar prioritas pegawai, layanan publik, bantuan sosial, beasiswa dan KIPK, tugas dan fungsi utama kementerian/lembaga masing-masing. Diharapkan tidak perlu ada lagi simpang siur yang ‘sengaja’ maupun ‘tidak sengaja’ dihembuskan soal kebijakan yang sebetulnya positif ini dari pihak-pihak yang selama ini memanfaatkan celah ketidakefisienan anggaran untuk keuntungan diri sendiri.

Adanya efisiensi ini akan memberi banyak kesempatan kita untuk memajukan industri dalam negeri dan mengakselerasi inovasi anak-anak bangsa yang berdampak besar.

Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, adanya efisiensi ini akan memberi banyak kesempatan kita untuk memajukan industri dalam negeri dan mengakselerasi inovasi anak-anak bangsa yang berdampak besar.

Beberapa tahun terakhir, hasil desk research bahwa ada 10 tren teknologi yang akan berkembang di tahun ini.

No.20242025
#1GenAIAgentic AI
#2Sustainable TechnologyGreen IT
#3CybersecurityCyberresilience
#4Quantum ComputingQuantum-Centric Supercomputing
#5AutomationHyperautomation
#6Web 3.0 and the MetaverseCyber-Physical System
#7Autonomous VehicleIntelligent Driving Vehicles
#85G and 6G Network Technology Development5G Expansion & 6G Exploration
#9BiotechnologyGenetic Validation
#10Human-Machine InterfaceCollaborative Robotics

Pergeseran Tren Teknologi 2024 ke 2025 (Hasil Desk Research)

Seperti diungkapkan oleh Richard A. Spires dalam buku Government Can Deliver: A Practitioner’s Guide to Improving Agency Effectiveness and Efficiency (2023), teknologi dan praktek manajemen terbaru dapat membantu organisasi untuk melakukan efisiensi yang mendorong inovasi dan kreativitas sehingga berdampak pada peningkatan kinerja operasional. Richard, mantan Chief Information Officer The U.S. Department of Homeland Security and the Internal Revenue Service itu mengatakan peningkatan kinerja operasional ini meliputi peningkatan efisiensi (dengan implementasi teknologi untuk mengurangi hal yang tidak efisien) di internal dengan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Dalam ilmu pemasaran juga dikenal istilah low budget, high impact, yaitu bagaimana menciptakan dampak dengan anggaran sekecil mungkin tetapi efektif dan efisien. Adanya perkembangan teknologi digital memungkinkan setiap orang melakukan strategi low budget high impact. Untuk menciptakan low budget high impact, inovasi dan kreativitas menjadi penting.

Pertanyaannya, seberapa efisienkah Indonesia hingga hari ini? Mari kita lihat dalam beberapa indeks yang dirilis oleh lembaga-lembaga global dengan alat-alat ukur yang mereka gunakan. Di sini, penulis menggunakan dua contoh lembaga global yakni Chandler Good Government Index dan Government Effectiveness TheGlobalEconomy.com dengan indikator-indikator yang digunakan.

Pertama, Chandler Good Government Index yang menggunakan 6 alat ukur utama yakni leadership & foresight, robust laws & policies, strong institutions, financial stewardship, attractive marketplace, global influence & reputation, dan helping people rise. Secara global, Indonesia berada di peringkat ke-48 (2024). Angka keseluruhan dalam indeks ini (2022-2024), Indonesia mengalami peningkatan perbaikan dari skor 0.539 ke 0.548 (skala 0-1). Hanya saja, dalam indikator pengelolaan keuangan (financial stewardship), Indonesia mengalami penurunan. Ini dipengaruhi oleh naiknya utang, country risk premium, dan turunnya budget surplus. Akibatnya, spending efficiency mengalami kenaikan.

Kedua, Government Effectiveness The Global Economy yang sumber datanya berasal dari World Bank. Indeks ini didesain untuk menangkap persepsi kualitas layanan publik, kualitas aparat negara dan tingkat independensi dari tekanan politik, kualitas formulasi dan implementasi kebijakan, serta kredibilitas komitmen terhadap kebijakan. Ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui hasilnya, yakni control of corruption, regulatory quality, voice and accountability, political stability, corruption perceptions, political rights, civil liberties, competitiveness, cost of starting a business, dan lainnya.

Dalam Government Effectiveness Index (2023), ranking Indonesia di tingkat global di urutan ke-53 dan Asia Tenggara ke-4. Beberapa nilai minus indikator Government Effectiveness Index Indonesia ialah dalam hal rule of law, control of corruption, dan political stability, yang ke depan dapat dibenahi salah satunya dengan tata kelola pemerintah yang bersih, efisien, transparan dan akuntabel.

Dengan melihat-melihat indeks di atas, maka kita pun memiliki gambaran area-area yang harus dibenahi untuk terus mendorong efisiensi. Adanya dorongan efisiensi ini juga menjadi momentum baik dan kesempatan bagus untuk memperlihatkan inovasi dan kreativitas apa yang sedang dikembangkan untuk membangun kepercayaan masyarakat. Dengan demikian, efisiensi tidak terkesan sebagai pemangkasan anggaran, melainkan juga mengedepankan inovasi dan kreativitas untuk melayani lebih baik.

Dorongan efisiensi ini juga menjadi momentum baik dan kesempatan bagus untuk memperlihatkan inovasi dan kreativitas apa yang sedang dikembangkan untuk membangun kepercayaan masyarakat.

Misalnya, dengan peningkatan kapabilitas teknologi, Indonesia dapat menciptakan tata kelola organisasi yang transparan, akuntabel, dan kredibel sehingga dapat menekan angka korupsi (penyebab inefisiensi).

Ada lima ciri inovasi yang bisa dilakukan oleh lembaga/organisasi dalam meningkatkan efisiensi menurut OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development). OECD adalah organisasi internasional yang bekerja untuk membangun kebijakan publik agar kehidupan lebih baik. Telah berpengalaman 60 tahun dalam menentukan kebijakan yang mendorong kesejahteraan dan kehidupan yang lebih baik serta setara.

Adapun lima inovasi efisiensi (OECD, 2024) adalah: 1. Future-oriented and co-created public services, 2. Digital and innovative foundations for efficient public services, 3. Personalised and proactive public services for accessibility and inclusion, 4. Data-powered public services for better decision-making, dan 5. Public services as opportunities for public participation.

Contohnya, efisiensi pengelolaan departemen migrasi di Norwegia yang berinovasi menggunakan pendekatan teknik foresight (simulasi masa depan) untuk membangun layanan migrasi yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan saat ini dan ke depan. Contoh lainnya adalah lembaga jaminan sosial nasional Italia melakukan efisiensi pengelolaan layanan masyarakat dengan penggunaan AI, sehingga pelayanannya jauh lebih murah, efektif dan responsif.

Di Korea, dalam mendorong efisiensi infrastruktur perkotaan, mereka menggunakan data sensor untuk pengembangan kualitas, keamanan, dan daya tarik transportasi publik. Begitupun negara Prancis yang melakukan efisiensi dalam peningkatan kualitas jalan raya dengan berkolaborasi bersama masyarakat.

Maka, gagasan Presiden RI Prabowo Subianto perlu kita dukung, yakni tentang efisiensi yang bertujuan untuk mengoptimalisasi alokasi dana, meningkatkan akuntabilitas serta memaksimalkan dampak program prioritas Pemerintah. Melalui efisiensi, kita pun dipacu berlomba-lomba dalam mengakselerasi inovasi dan kreativitas untuk mensukseskan Indonesia Emas 2045 dan menjadi bangsa terdepan di percaturan global. []

Referensi

Achmad Soegiarto, “Tren Teknologi Bisnis yang Perlu Diperhatikan di Masa Depan”, Bloomberg Technoz, 12 Februari 2025.

Alan G. Robinson & Dean M. Schroeder, Practical Innovation in Government: How Front-Line Leaders Are Transforming Public-Sector, 2022.

Aditya Soni & Zaheer Kachwala, “DeepSeek’s low-cost AI spotlights billions spent by US tech”, Reuters, January 29 2025.

Chandler Good Government, Chandler Good Government Index: Country Ranking, 2024.

Felix Oberholzer-Gee, Better, Simpler Strategy: A Value-Based Guide to Exceptional Performance, 2021.

OECD, Global Trends in Government Innovation 2024: Fostering Human-Centred Public Services, OECD Public Governance Reviews, 2024.

Richard A. Spires, Government Can Deliver: A Practitioner’s Guide to Improving Agency Effectiveness and Efficiency, 2023.

The Global Economy, Government effectiveness-Country rankings, 2023.

Post navigation

Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *