OPINI – Achmad Sugiarto, CNBC Indonesia
Situasi global hingga lokal yang semakin dinamis, bahkan banyak hal-hal yang tidak bisa diprediksi sebelumnya yang tiba-tiba mengagetkan industri, bisa muncul kapan saja.
Ketahanan fundamental korporasi saat ini sedang diuji, bagaimana kekuatan portofolio growth story, baik itu alignment ke dalam investment strategy, maupun resource optimization strategy.
Saya kali ini back to basic!
Menuangkan pentingnya strong leadership strategy, biasanya saya banyak menganalisis soal inovasi dan ekosistem kolaborasi, kali ini balik kanan kembali ke kandang, penekanan kepada resource optimization strategy. Ya jangan-jangan ‘clean the cage‘ kita make a good story of financial strength yang semakin kokoh dan konkret.
Business strategy has changed a lot! Merubah banyak behaviour hingga ke tactical operation di dalam industri, semua ingin bergerak cepat segala cara membangun ekosistem masing-masing.
Anda jangan lupa, kekuatan fundamental korporasi justru ‘its current business‘, jangan pernah menyepelekannya!
Resource optimization strategy apa yang terbaik? Kenapa saya menyebut back to basic? Karena strategi terbaik hingga saat ini adalah strengthening synergy, kita harus lihat kembali bagaimana realisasi sinergi, bagaimana korelasi dengan keberhasilan profitabilitas? Berapa persen synergy value yang sudah dihasilkan dibanding dengan belanja keluar? Apakah sudah ada kapabilitas baru yang dihasilkan? Pada akhirnya bagaimana cara meningkatkannya!
Ya, sinergi kata yang paling sering kita dengar, juga yang paling mudah diucapkan, namun kenyataannya terkadang tidak mudah untuk dilakukan.
Lagi-lagi semua tergantung attitude & intention, sebenarnya semua paham perusahaan hebat harus punya growth story dengan sebesar apapun tekanan dari external dan internal, budaya perusahaan yang kuat harus mampu memitigasi segala kemungkinan kebocoran untuk dapat menuju tempat terbaik!
Synergy as A Driver
Saat ini perlu diketahui ‘strengthen to the core‘ hingga ecosystem collaboration menjadi jurus pertumbuhan, baik itu organik maupun anorganik, hingga strategic partnership gaya baru sharing kapabilitas untuk pertumbuhan bersama, kunci di dalam menggerakkan internalnya adalah strategic synergy leadership orchestration.
Saya di dalam strategic synergy evolution, membaginya sebagai berikut:
1. Era Synergy Strategy 1.0, yang berperan sebagai mediator.
2. Era Synergy Strategy 2.0, mempunyai peran strategis sebagai advisor
3. Era Synergy Strategy 3.0, di sinilah terjadi banyak perubahan karena tuntutan zaman, di mana sinergi harus berperan sebagai driver.
Secara sistematis, kebutuhan korporasi saat ini adalah percepat implementasi synergy strategy 3.0, perlu penguatan di dalam korporasi dengan disiplin, penguatan sinergi dibagi sesuai segmen utama, diisi orang-orang berpengalaman end to end, mampu berperan sebagai orkestrator yang bijak, serta paham efektifitas meraih keberhasilan hasil akhir, laba bersih!
Era Synergy Strategy 3.0 inilah akan menguji kekuatan dan kesehatan fundamental portofolio bisnis, mendorong percepatan ekosistem korporasi, bahkan dapat melahirkan kapabilitas baru, didukung gerak cepat connected digitization sebagai enabler korporasi hingga ke pelanggan.
Pada akhirnya symphony dari orkestrasi sinergi menghasilkan alunan suara kolosal yang enak didengar siapapun, SYNERGY IS A MUST!!! []
Leave a Comment