Melahirkan Banyak Inovator Nasional

Achmad Sugiarto, penulis buku Synergy Way of Disruption-Gramedia, Mantan Direktur Strategic Portfolio PT Telkom Indonesia Tbk 2019-2020, SteerCo 1000 Startup Digital Kementerian Kominfo 2020.

Tentunya kita tidak lupa, berita detikcom Kamis, 4 Maret 2021, Presiden Jokowi kembali meminta seluruh pemangku kepentingan untuk mengagungkan cinta produk Indonesia. Hal itu disampaikannya saat membuka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021 di Istana Negara, Jakarta.

Yang terbaru, menarik Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa Indonesia memiliki 2.219 startup, menempati posisi kelima di bawah Amerika Serikat yang memiliki 66.806 startup, India 9.349 startup, Inggris 5.548 startup, dan Kanada 2.850 startup.

Menteri BUMN mengatakan ada perubahan standardisasi yang terjadi pada pengusaha muda, dan Indonesia berada pada top five jumlah startup terbanyak di dunia, dalam Rapat Kerja Nasional HIPMI, Jumat, 5 Maret 2021.

Mendorong Startup Nasional

Saya mencoba menganalisa, di luar soal faktor capability (kapabilitas). Faktor utama yang perlu terus didorong bersama adalah menggerakkan ekosistem inovasi, pembinaan daya saing (competitiveness) sebuah gagasan ide dari sebuah inovasi menjadikan sebuah produk yang bermanfaat, bahkan menjadikan disruptive produk.

Faktor utama yang perlu terus didorong bersama adalah menggerakkan ekosistem inovasi, pembinaan daya saing (competitiveness) sebuah gagasan ide dari sebuah inovasi menjadikan sebuah produk yang bermanfaat, bahkan menjadikan disruptive produk.Achmad Soegiarto

Umumnya, sebuah produk ditentukan oleh 2 faktor, yaitu oleh kekuatan faktor quality (kualitas) dan faktor price (harga), yang dilihat dari sudut pandang persepsi end user sekalipun.

Semakin tinggi pemenuhan faktor kualitas, dan semakin terjangkaunya harga dari sebuah produk (more for less), akan semakin besar pula daya saing yang berkelanjutan dari sebuah inovasi. Teori sederhana yang sering kita rasakan untuk mampu melahirkan banyak entrepreneur negeri, khususnya digital.

Faktor Kualitas

Menarik faktor kualitas menjadi sangat menentukan, di era disrupsi saat ini telah banyak menggeser paradigma kualitas yang semakin kompetitif, persepsi convenience (kenyamanan) menjadi sebuah keharusan, dan persepsi security (kemanan) menjadi hal pokok dalam actual behavior end user, bahkan menjadi mutlak.

Dengan begitu, sebuah breaktrough saat ini dapat dikatakan product disruption ketika faktor kualitas (kenyamanan dan keamanan) dalam context era disrupsi, tidak bisa dipungkiri antara lain dipengaruhi faktor adopsi teknologi digital yang cepat harus dapat dioptimalkan sebagai alat bantu yang efektif dan efisien, baik itu untuk kepentingan bangsa, ekosistem maupun end user.

Pemanfaatan teknologi digital yang baik, akan mencapai tingkatan disruptive bila 3 value drivers ini dapat dicapainya.

Pertama, customer need, dimana harus mampu menjawab kebutuhan utama end user dengan cepat dan experience, yang harus selalu lebih baik.

Kedua, platform digital, adalah sebuah rumah besar digital, yang mampu memfasilitasi seluruh stakeholder untuk saling berinteraksi dan berkolaborasi, secara transparan dan terukur. Platform inilah saya sering menyebutnya dengan sebuah negara baru dalam virtual, dari kekuatan teknologi digital.

Ketiga, data, adalah kekuatan utama dari sebuah platform digital dimana mampu mengelola, mengolah, sekaligus menganalisa menjadi informasi yang sangat bermanfaat. Di sinilah orang dituntut cepat, karena peperangan sesungguhnya dalam digital war.

Faktor Harga

Faktor harga tentu dari banyak teori bisa diambil yang terbaik untuk menghadapi price war, benar bahwa dengan harga yang terjangkau akan mempercepat penetrasi, namun adakah peluang dapat diberikan secara gratis? Zaman digital telah memberikan banyak lesson learned, secara teori dimungkinkan, dan sangat tergantung dari bisnis model yang terjadi.

Inovasi model bisnis saat ini memiliki peran sangat penting, sebuah breaktrough dapat sampai dan bisa dipilih dengan cepat oleh end user. Kejelian dari penciptaan model bisnis inilah menjadi salah satu inovasi melahirkan produk disruptive yang memberikan banyak manfaat.

Kejelian dari penciptaan model bisnis inilah menjadi salah satu inovasi melahirkan produk disruptive yang memberikan banyak manfaat.Achmad Soegiarto

Namun, ada hal utama yang menjadi penting, bahwa inovasi model bisnis harus tetap dapat menjelaskan ‘where the money‘, alias paham betul harus ada road map mendatangkan profitabilitas.

Kesimpulan

Indonesia dengan populasi dan bonus demografi yang besar berpotensi sebagai penghasil startup terbaik, baik sisi jumlah maupun kualitas. Produk yang baik memiliki faktor kunci yang dianggap paling penting oleh end user, perkembangan teknologi digital yang cepat, maka yang lambat akan habis ditelan disrupsi. Mereka yang mampu menciptakan digital ecosystem yang terintegrasi, maka dialah yang akan menjadi raksasa baru. []

Tulisan ini pernah dimuat di Detik (2021).

Post navigation

Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *