Strategi Intellectual Stimulus “Transformational Leadership” sebagai Fundamental Indonesia 2060

Belum lama ini, penulis berkesempatan menghadiri acara Talkshow & Growth dalam acara Careerbytes “Career Evolution in The Digital Era” di Griffith University Australia pada Jumat 1 September 2023. Dalam kesempatan itu, penulis berbagi pengetahuan dan pengalaman beserta narasumber lainnya, yakni Jason Rumengan, ahli Cyber Security & Digital Trust dan Konsultan PwC Australia, yang dipandu oleh moderator Muhammad Arif Ph.D., mahasiswa International Relations.

Banyak interaksi menarik dengan suasana hangat dalam diskusi. Acara ini dihadiri oleh para mahasiswa Indonesia dan pelaku bisnis di Brisbane. Dan, acara bisa terselenggara berkat kerja bersama anak-anak muda Indonesia dari beberapa kampus di Brisbane, Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia-Queensland (PPIA Queensland), University of Queensland Indonesian Student Association (UQISA), Indonesian Student Association of QUT (ISAQ), dan Indonesia Student Association Griffith University (ISAGU).

Pada kesempatan itu, penulis memaparkan bahwa saat ini pertumbuhan tidak cukup lagi diukur satu variabel produktivitas ekonomi, melainkan aspek lain yang mendukung kualitas kehidupan dan lingkungan. Wave-Six menjadi sangat pentingnya leadership saat ini, seperti yang ditulis Per Espen Stoknes Tomorrow’s Economy: A Guide to Creating Healthy Green Growth (2021). Dengan melontarkan ide ini diharapkan memantik dan melecut peserta agar mereka mulai memiliki perspektif baru. Mereka adalah calon para pemimpin di dunia usaha, lembaga-lembaga Pemerintah, dan kemasyarakatan.

Kebetulan juga, peringatan kemerdekaan Agustusan saat itu masih terasa di sana, sehingga acara ini turut memicu nasionalisme dan soliditas yang tinggi anak muda Indonesia Australia. Rasa peduli dan cinta kampung halaman tidak pernah pudar. Mereka beruntung bisa punya kesempatan belajar banyak hal baru di negeri seberang untuk diterapkan di tanah air, mulai budaya hingga terobosan inovasi. Inilah momen kesempatan mendorong leader creates leaders.

Kunjungan ke Australia ini juga kian menjadi menarik saat menghadiri wisuda gelar master anak penulis di Queensland University of Technology. Kampus yang terkenal dengan mottonya Real World Ready itu, punya wall of fame yang menarik di acara kelulusannya yaitu “Congratulation to our Real World Graduates”. Tulisan kampanye itu terkesan sederhana, tetapi sesungguhnya menarik. Mengapa? Tantangan leadership di dunia nyata saat ini, masih ditemukan kebutuhan hal tersebut, juga hasil dari perguruan tinggi. Kenyataannya, di Indonesia masih besarnya gap antara lulusan dengan kebutuhan industri.

Transformational leaders mampu menciptakan intellectual stimulus untuk melahirkan inovasi, kreativitas, goals, dan lainnya.Achmad Soegiarto

The right way and the fast way memang harus segera dilakukan. Kita tidak boleh ketinggalan dalam persaingan global. Maka, mulailah berpikir dari akhir, hasil akhir apa yang diharapkan? Tentu, penciptaan sebanyak mungkin Transformational Leadership yang kuat. Menurut Saul Mcleod, Ph.D., transformational leadership adalah gaya kepemimpinan yang mampu menginspirasi, mempengaruhi, memotivasi, mendorong secara intelektual pengikut dan anak buahnya agar bisa mencapai tujuan bersama. “These leaders encourage innovation, creativity, and personal development among their team members, fostering an environment of trust, respect, and admiration,” tulisnya dalam artikel Transformational Leadership Style: How To Inspire And Motivate (2023). Salah satunya, transformational leaders mampu menciptakan intellectual stimulus untuk melahirkan inovasi, kreativitas, goals, dan lainnya. Dan, sebagai bangsa, kita memerlukan intellectual stimulus dari seorang transformational leader sebagai fundamental penguatan “Bangsa 2060”! Kenapa Bangsa 2060? Dalam tulisan selanjutnya akan kita bahas.

Untuk mewujudkan intellectual stimulus, menurut saya salah satunya adalah mendorong Strategi Formulasi “Strengthening Business Ecosystem & Collaboration Science”. Dengan Strategi Implementasi ini, kita perlu prioritaskan pada dunia pendidikan perguruan tinggi, yaitu gerakan “1 Mahasiswa, 1 Inovasi”. Sebagaimana sering saya sampaikan pada setiap kesempatan memberi kuliah di kampus-kampus, gerakan “1 Mahasiswa, 1 Inovasi” ini akan mendorong terobosan otak kanan dan kiri dunia pendidikan, dimana hasil akhirnya mampu menciptakan banyak pemimpin sebagai inovator yang punya kesadaran pertumbuhan keberlanjutan dengan cepat, menjadikan bangsa yang kuat!

Dengan demikian, untuk menyongsong perubahan di masa depan, harus menghasilkan kepemimpinan untuk keberlanjutan. []

Achmad Soegiarto

Satyalencana Wirakarya Presiden RI 2016; Chief Strategy Officer 2019-2023; Penulis Synergy Way of Disruption (2018) & Synergy Way of Ecosystem Collaboration (2022); Business Ecosystem Practitioner 2022~now.

Post navigation

Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *