Achmad Soegiarto – Wawancara Jejak Online.
Pandemi Covid-19 memaksa orang tergesa-gesa bertransformasi ke arah digital.
Transformasi digital bagi sebagian perusahaan atau industri beberapa waktu lalu bukan hal yang paling utama, sampai datangnya pandemi Covid-19.
Waktu itu, orang sudah mengerti transformasi digital ini penting tapi merasa tak perlu terburu-buru melakukannya. Pandemi Covid-19 memaksa orang tergesa-gesa bertransformasi ke arah digital.
Pertanyaan yang paling klasik, dan mungkin sering didengar adalah untuk apa transformasi digital? Dulu, orang perlu berbusa-busa menjelaskan jawabannya. Tapi sekarang, tak perlu dijawab panjang-panjang. Covid-19 menjawab semuanya. Orang sulit lagi membantah pentingnya transformasi digital.
Selanjutnya apa yang harus dilakukan? Penulis buku “Synergy Way of Disruption”, Achmad Sugiarto, sebagaimana artikel di Tempo, menyebutkan sejumlah langkah.
Merujuk dua pakar disrupsi dunia dari Harvard Business School, Sousi Christensen dan Reynor. Dalam buku “The Innovator’s Solution” (2003) disampaikan apa yang harus dilakukan dalam melakukan transformasi.
Pertama, menciptakan produk kompetitif, mengidentifikasi potensial kompetitor, menentukan scope produk, membangun kapabilitas organisasi, mengelola resources, proses dan values.
Kedua, mewaspadai lima dinosaurus. Pada awalnya ilmuwan percaya dinosaurus bergerak lamban dan berdarah dingin. Tapi ternyata penelitian sejak 1970-an mereka justru aktif dengan sistem metabolisme yang tinggi, dan melakukan berbagai adaptasi dalam interaksi sosialnya.
Apa lima dinosaurus dimaksud?
1. Potensi pemain baru yang mampu menggeser market leader. Contoh WhatsApp yang menggeser SMS.
2. Pemain baru yang terfragmentasi menyerbu market leader secara bersama-sama. Seperti industri musik, di mana perusahaan label rekaman digeser oleh banyak musik digital.
3. Ekspansi pemain baru pada saat pemain lama mati-matian mempertahankan pangsa pasar. Misal, yang terjadi pada layanan taxi online.
4. New approach suatu layanan baru yang berhasil menciptakan pasar baru. Contohnya kamera digital.
5. Konsolidasi para pemain terfragmentasi untuk berkompetisi. Misalnya, dalam industri telekomunikasi yang tinggal tersisa beberapa pemain utama.
Jadi, apa yang harus dilakukan?
Menurut Sugiarto, pertama adalah winning aspiration. Kita harus menentukan, paham, serta tahu persis apa yang harus dicapai.
Kedua, where to play. Kita harus menyepakati pasar mana yang valid harus dimenangkan.
Ketiga, how to win. Cara-cara membumi harus disiapkan untuk memenangkan market yang disasar. Buatlah plan A, B, hingga C.
Dan, yang terpenting di era transformasi digital semua berjalan cepat. Yang lambat akan habis ditelan disrupsi. []
Leave a Comment